beritajowo.com // kawruh - Makna dan filosofi dari blangkon khas Jawa adalah ungkapan perasaan dan harapan dengan simbol-simbol unik dan artistik yang sebenarnya mengandung ajaran yang patut dijadikan pedoman dan teladan.
Beberapa bagian dari blangkon khas Jawa mempunyai istilah yang sebenarnya memiliki makna yang melambangkan filosofi sang pencetus
Baca Juga: Kemenkes Terangkan Gejala Positif Covid-19 yang Menyerang Ashanty Sepulang dari Turki
Sebagaimana filosofi dari blangkon itu sendiri, orang Jawa juga tetap harus tahu jati dirinya (jangan sampai Wong Jawa kari separo, ilang Jawane) dimanapun mereka berada.
Meski secara konsep kita juga harus tetap menjunjung budaya dan adat istiadat di tempat kita sebagaimana pepatah dimana bumi dipijak disitu langit di junjung.
Baca Juga: Ini Quotes Bahasa Jawa untuk Memberi Nasehat Secara Halus
Jati diri tetap harus ada dan dimiliki oleh siapapun karena pada prinsipnya semua suku, agama, ras dan kepercayaan tetap membawa pesan yang baik dan positif untuk menjadi pedoman dan panduan agar hidup kita lebih baik.
Beberapa istilah yang terkandung dalam blangkon yang merupakan filosofi blangkon itu sendiri adalah:
1). Wiron/wiru yang berjumlah tujuh belas lipatan yang melambangkan jumlah rakaat sholat dalam satu hari.
Baca Juga: Asal Kata Gambyong, Tarian Adat Jawa
Artikel Terkait
Ritual Tujuh Bulanan dalam Adat Jawa
Asal Kata Gambyong, Tarian Adat Jawa
Makna & Filosofi Kembar Mayang dalam Pernikahan Adat Jawa
Teks Lengkap Suluk Linglung Karya Sunan Kalijaga, Aksara Jawa dan Bahasa Indonesia