beritajowo.com/jakarta-Bagi masyarakat Tionghoa, perayaan Imlek tidak lengkap tanpa adanya kue keranjang.
Kue Keranjang sering disebut dengan Dodol, Padahal ada perbedaan diantara keduanya.
Anggapan ini berangkat dari tampilan tekstur kue yang padat kenyal serta cenderung lengket, serta adanya hanya setahun sekali saat hari raya Imlek.
Baca Juga: Arti Dibalik Kue Keranjang Sajian Khas Tahun Baru Imlek
Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Kue keranjang tentu tidak sama dengan dodol.
Perbedaan keduanya terletak pada pemakaian santan kental, juga cara pembuatannya.
Dodol atau jenang (Jawa) atau gelemai, kalamai (Sumatera) terbuat dari tepung ketan, gula, dan santan kental yang dimasak dengan api dan pengadukan secara konstan sampai menjadi adonan yang sangat kental dan bisa dicetak.
Sementara kue keranjang atau nian gao terbuat dari tepung ketan dan gula pasir yang dibuat karamel, kemudian dikukus dengan api besar selama 8-10 jam sampai matang dan padat.
Baca Juga: Ini Lho..Asal Usul Kue Keranjang Cemilan Khas Tahun Baru Imlek
Kue keranjang yang baik adalah yang manisnya sedang, teksturnya kenyal, dan rasanya legit. Harga jualnya sebanding dengan ‘pengorbanan’ saat membuatnya.
Artikel Terkait
10 Mitos dan Tradisi Saat Perayaan Imlek
Sering Ada Pas Imlek, Tahukah Bejowers Makna yang Terkandung di Kue Keranjang?
Cemilan Saat Tahun Baru Imlek Beserta Maknanya
Ini Lho..Asal Usul Kue Keranjang Cemilan Khas Tahun Baru Imlek
Hakekat Arti Dibalik Nama Kue Keranjang Sajian Khas Tahun Baru Imlek