Beritajowo.com / Semarang- Siapa yang tidak tau kyai nyentrik nan Kharismatik ini, KH. Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha asli Kragan Narukan Rembang Jawa Tengah ahli Tafsir hadis.
kata beliau Gus baha tidak langsung menghukumi rokok halal atau rokok haram menghukumi sesuai bidang keahliannya dalam tafsir.
Dikutip dari kanal Youtube (13/1), Gus Baha pernah membahas soal hukum merokok ini. Misalkan, beliau menceritakan pengalamannya ketika dimintai fatwa oleh seorang kyai kampung yang lebih tua usianya.
Kyai kampung itu mengatakan bahwa hiburan satu-satunya ketika setelah salat Isya itu ngobrol dan merokok. Itu dilakukan dengan teman-teman mondok dulu. Merokoknya di pojok musala.
"Satu-satunya hiburan ya, merokok di pojok musala. Karena di pagi hari takut istri, pekerjaan saya ya, sebisa yang dilakukan pada siang hari. Hiburan saya ya hanya seperti tadi itu Gus (merokok),” ujar kyai kampung tadi.
"Kalau itu diharamkan Gus, saya tidak bakalan punya hiburan, harta dunia tidak punya (banyak), satu-satunya (hiburan) ya hanya itu Gus.
Saya itu kiai (kampung) Gus, mau menonton dangdut ya tidak pantas,” ujar Gas Baha menirukan kyai kampung tadi.
“Sudah Mbah, untuk Jenengan halal (Sudah Mbah, untuk Anda (merokok) halal,” jawab Gus Baha waktu itu yang diceritakan di depan jemaah yang disambut tertawa.
Dalam kesempatan lain, putra dari Kyai Nur Salim, pengasuh pondok pesantren Al-Quran di Kragan, Narukan, Rembang, Jawa Tengah ini mengatakan, ada beberapa pandangan yang berpendapat mengenai rokok, ada yang mengharamkan dan ada yang menghalalkan.
"Merokok itu ada mudharat. Mudharat bagi keuangan lah. Bagi kesehatan juga.
Tapi orang yang mengharamkan rokok, rokok itu dibilang kencingnya setan, hadisnya lebih ke maudhu'. Ya nggak tahu kencingnya kapan. Hehehe, " kata Gus Baha.
“Wah ada-ada saja, itu hadis maudhu’ (hadis palsu). Ada setan kok kencing segala!” Hehehe," tambah Gus Baha.
"Mbah Mahrus Ali itu ya merokok, orang-orang alim top juga banyak yang merokok, " ungkap Gus Baha.
Baca Juga: Pengarang solawat Nariyah dan bacaanya
Gus Baha menjelaskan bahwa tipe orang tersebut jangan sampai diberikan fatwa haram merokok, karena hukum merokok sendiri memang masih menjadi ikhtilaf atau perbedaan diantara para ulama.
Untuk kondisi kiai kampung tadi, Gus Baha memilih untuk memperbolehkan merokok.
"Ya memang daripada mbah tadi mencari hiburan menonton dangdut yang jelas-jelas terdapat unsur mudaratnya tentu mending merokok," jelas Gus Baha.
Artikel Terkait
Sejarah Rokok Kretek di Indonesia, Perintis Industri Rokok Dimulai dari Nitisemito
Sejarah Kisah Hidup Nitisemito, Perintis Industri Rokok Kretek Indonesia
Inilah Keutamaan Amalan Solawat Jibril yang Perlu Kamu Ketahui
Masalah datang terus, Pengen hidup sukses Muhasabah Diri kuncinya
Gus Baha Semua muslim ingin masuk surganya Allah
Gus Miftah: Lagu Dolanan Anak Gundul-Gundul Pacul Mengandung Makna Mendalam