Dalam hal memperjuangkan wanita, R.A. Kartini pasti tidak akan kita lupakan.
Jasanya yang begitu besar terutama untuk kaum perempuan agar bisa setara dengan laki-laki.
Kartini mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.
Pada tahun 1912, sebuah keluarga Belanda, yaitu Keluarga Van Deventer mendirikan sekolah wanita di bawah Yayasan Kartini di Semarang.
Sekolah ini kemudian diberi nama Sekolah Kartini dan membuka cabang di daerah lain seperti Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon.
Ketujuh, Dewi Sartika.
Selain Kartini, Dewi Sartika adalah pejuang emansipasi perempuan lainnya.
Sejak kecil, Dewi Sartika sudah menunjukkan kecintaannya akan mengajar.
Sambil bermain, dia sering mengajari teman-temannya baca-tulis dan bahasa Belanda karena Dewi Sartika sendiri bersekolah di sekolah Belanda.
Dia menggunakan alat-alat sederhana seperti papan, arang, dan pecahan genting untuk alat bantu mengajar.
Dalam hatinya, Dewi Sartika memiliki keinginan besar untuk memajukan pendidikan bagi perempuan yang saat itu masih dijajah oleh adat dan tradisi yang mewajibkan perempuan hanya boleh berdiam diri di dalam rumah.
Ia mendirikan Sakola Istri (sekolah perempuan) yang kemudian menginspirasi sekolah-sekolah sejenisnya di tanah pasundan.
Mungkin masih banyak lagi pahlawan Indonesia yang berjuang di dunia pendidikan.
Artikel Terkait
Kota Kudus, Melekat dengan Sejarah Rokok Kretek di Indonesia... Simak Ulasan Sejarahnya
Ada 2 Jenis Rokok Kretek Menurut Sejarahnya, Apa Saja? Yukk Simak!
Belajar Sejarah: 'Tribute to Guru Pendidik', Napak Tilas Awal Mula Pendidikan Formal di Indonesia
Sejarah Kelam Pendidikan Indonesia di Zaman Penjajahan Jepang: Guru dan Pelajar Diperbantukan Dalam Perang!